PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OSBORN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS I PADA MATERI PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL ( PTSLV) DISMA NEGERI I PEUKAN BADA
Abstract
Dalam pendidikan terdapat dua alasan penting mengapa pembelajaran matematika terfokus pada pengkomunikasian. Pertama adalah pada dasarnya matematika merupakan suatu Bahasa, dan kedua matematika dan belajar matematis pada hakekatnya merupakan aktivitas sosial. Berdasarkan penelitian awal pada SMA N I Peukan Bada di peroleh bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah. Oleh karena itu, perlu dilakukan proses belajar mengajar yang melibakan siswa secara aktif dan inovatif serta mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa,salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran Osborn. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa kelas I pada materi pertidaksamaan linier satu variabel (PtSLV) di SMA N I Peukan Bada melalui model pembelajaran osbron lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional. Rancangan penelitian bersifat quasi eksperimen dengan desain pretest postest equivalent group desain. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N I Peukan Bada, sampel yaitu kelas X - MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan X - MIA 2 sebagai kelas kontrol. Data yang dikumpulkan dengan cara memberikan test,pretest dan postest, data tersebut di olah dengan mengunakan statistik uji t dan α = 0,05 diperoleh t_hitung = 0,23 dan t_tabel = 1,68 hal ini merupakan bahwa t_hitung ≤ t_tabel yaitu 0,23 ≤ 1,68, maka sesuai dengan pengujian H_0 terima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, hasil kemampuan komunikasi siswa dengan model pembelajaran Osborn pada pokok bahasan PtSLV tidak lebih baik dari pada hasil yang diperoleh siswa yang diajarkan dengan metode konvensional.
Keywords
Model Pembelajaran Osborn, Kemampuan komunikasi
References
Abdul, Aziz Wahab. 2007. Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Atwood, Margaret. (1990). Critical Thinking, Collaboration and Citizenship: Inventing a Framework Appropriate for Our Times. USA: Charles C Thomas, Publisher.
Azali Muttaki,pengaruh model pembelajaran direct instruction terhadap belajar siswa,2017.hal.11 – 12.
Afgani D.J. (2012) Materi Pokok Analisis Kurikulum Matematika /MPMT5204/3. Jakarta.Universitas terbuka.
B.Uno, Hamzah. 2008. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Baroody, A.J. (1993).Problem Solving, Reasoning, and Communicating, K-8. Helping Children Think Methematically. New York: Macmullan Publishing Company. Baroody, A.J. (1993). Problem Solving, Reasoning, and Communicating, K-8. Helping Children Think Methematically. New York: Macmullan Publishing Company.
Davydov, V.V., Lompscher, J., & Markova, A.K. (1982). Ausbildung der Lerntätigkeit bei Schülern [Development of learning in pupils]. Berlin: Volk und Wissen.
Hudojo, (1998). Strategi Belajar Mengajar, (Malang: IKIP 1990).
Hiebert, J. (1992). Reflection and communication: Cognitive considerations in school mathematics reform. International Journal of Educational Research, 17, 439-456.
Http/www/Wikipedia.org/Wikil/Broanstroaming
Hasratuddin, Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Matematika.Jurnal Pendidikan Matematika Paradikma, Vol 6 Nomor 2, hal 130-141
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual : Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.
Leont‟ev, A.N. (1980). Activiteit als psychologisch probleem [Activity as a psychological problem]. Pedagogische Studiën, 57, 324-343
Manullang, B dan Sri M. (2005). Perspektif Ilmu Pendidikan Membentuk Kepribadian: Medan Unimed Press
NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics : An Overview (3 ed.). National Council of Teachers of Mathematics.
Nickerson R.S. (1987). The Teaching of Thinking. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum.
Undang – undang repoblik Indonesia No 20. tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas
NRC. (1989). Everybody Counts. A Report to the Nation on the Future of Mathematics Education. Washington DC: National Academy Press
Nurafifah, L., Nurlaelah, E., & Usdiyana, D. (2016). Model pembelajaran obstorn untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. M A T H L I N E Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 1 (2), 93-102.
NCTM.(2005) Curriculum and Content Area Standards. Mathematical Standards. http://cnets.isteorg/currstands/cstands‐m.html. 26 Maret 2006
Roestiyah, N.K. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Rahmi, R., Herawati, N. I., & Mulyati, T. (2015). Pembelajaran Dengan Model Osborn Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Antologi Program Studi PGSD , 1-9.
Syaiful Bahari Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Slavin, R.E. (1986). Developmental and motivational perspectives on cooperative learning. San Francisco, CA: AERA.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Jawa Timur: Massmedia Buana Pustaka.
Treffers, A. & Goffree, F. (1985). Rational analysis of realistic mathematics education. In L. Streefland (Ed.), Proceedings of the Ninth Conference for the Psychology of Mathematics Education (Vol. 2, pp. 97-123). Noordwijkerhout: PME
Turmudi. (2008). Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika (Berparadigma Eksploratif dan Investigatif). Bandung: Lauser Cita Pustaka.
Utami Munandar. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
Van Oers, B. (1987). Activiteit en begrip. Proeve van een handelings-psychologische didactiek [Activity and understanding. Exemplar of an action psychological pedagogy]. Amsterdam: Vrije Universiteit.
Zak, A.Z. (1984). Razvitije teoretičeskogo myš1enija mladšich školnikov [Development in theoretical thinking in young children]. Moskou: Pedagogika