KAJIAN PEPONGOTEN PADA PROSESI PERKAWINAN SUKU GAYO MELALUI PENDEKATAN STRUKTURAL
Abstract
Pepongoten merupakan sastra lisan yang dikenal sebagai seni meratap yang diungkapkan secara indah, puitis, dan disertai dengan tangisan. Pepongoten sudah mulai dilupakan namun pepongoten ini berisikan nasihat-nasihat dan nilai-nilai adat yang menjadi aturan bermasyarakat. Peneliti memilih tiga judul pepongoten sebagai objek kajian yaitu Pepongoten Nasib Ama Ine, Pepongoten Silsilah dan Pepongoten Manat. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, (1) bagaimanakah struktur fisik dan struktur batin dalam naskah pepongoten, (2) bagaimanakah pesan moral yang terkandung dalam pepongoten. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur fisik, struktur batin dan pesan moral yang terdapat dalam naskah pepongoten. Metode yang digunakan adalah deskriptif berbentuk kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian riset kepustakaan (library research). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tertulis berupa kata, kalimat, dan bait dari ketiga judul pepongoten, sedangkan sumber data berupa naskah-naskah pepongoten. Data dikumpulkan, kemudian diklasifikasi sesuai dengan unsur-unsur fisik, batin pesan moral. Adapun hasil penelitian yang terdapat pada ketiga judul pepongoten tersebut adalah sebagai berikut. (1) Pada pepongot Nasib Ama Ine struktur fisik yang dapat digambarkan sebagai berikut: diksi; kata konkret yang digambarkan berupa hal-hal yang dilihat oleh mata; imajinasi yang digunakan pada Pepongoten Nasib Ama Ine berupa visual; verifikasi rima dan ritme yang terdiri atas bentuk intren asosiasi di akhir kata dan pengulangan kata, ditemukan pada pepongoten Nasib Ama Ine; bahasa figuratif ditemukan berupa majas metafora. Struktur batin yang dapat digambarkan sebagai berikut: tema yang berupa perjuangan seorang; feeling atau rasa yang digunakan berupa kesedihandan kekecewaan; amanat yang disampaikan tentang memngingat jasa orangtua. Selanjutnya pesan moral yang terdapat pada pepongoten Nasib Ama Ine adalah hubungan manusia dengan tuhan dan Hubungan manusia dengan manusia lain. (2) pepongoten silsilah struktur fisik berupa diksi; kata konkret; imajanasi yang digunakan visual; verifasikasi yang ditemukan berupa rima; bahasa figuratif berupa majas metafora dan eufimisme. Struktur batin: tema pengenalan keluarga; rasa sedih, nada kesedihan dan suasana kerinduan; amanat yang disampaikan berupa kawajiban sebagai manusia dan menghargai oranglain terutama orangtua. Selanjutnya pesan moral yang terdapat pada pepongoten Nasib Ama Ine adalah hubungan manusia dengan tuhan dan Hubungan manusia dengan manusia lain. (3) pepongoten manat struktur fisik berupa diksi; kata konkret; imajanasi visual dan auditif; verifikasi yang ditemukan hanya berupa rima; bahasa figuratif yang ditemukan berupa majas metafora, ironi dan personifikasi. Struktur batin berikut: tema jasa orantua; rasa sedih; nada dan suasana kesedihan; amanat yang disampaikan menghargai dan mengingat jasa orangtua. Selanjutnya pesan moral yang terdapat pada pepongoten Nasib Ama Ine adalah hubungan manusia dengan tuhan dan Hubungan manusia dengan manusia lain. Simpulan dari penelitian ini sebagai berikut: (1) Pepongoten Nasib Ama Ine terdapat tujuh diksi, tiga kata konkret, satu bahasa figuratif, satu imajinasi, (2) Pepongoten Silsilah terdapat empat belas diksi, tiga kata konkret, dua bahasa figuratif, satu imajinasi, rima silang. (3) pepongoten Manat terdapat dua belas diksi, tiga kata konkret, tiga bahasa figuratif, dua imajinasi.
Keywords
pepongoten, struktur puisi, pesan moral
References
Aminuddin. (2010). Pengantar Apresisasi Karya Sastra. Malang: Sinar Baru
Algendindo
Amir, A., dkk. (2006). Pemetaan Sastra Lisan Minangkabau. Padang: Unand Press
Ara, LK. (1979). Sebuku Seni Meratap di Gayo. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta
A, Teeuw. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra, Jakarta: Dunia
Pustaka
Bambang. Riyanto.2012. Dasar-Dasar Pembelajaran. Edisi 4. Yogyakarta: BPEE
Bertens, K.1993. Etika. Jakarta: PT Gramedia Utama.
C. Asri Budiningsih.2008. pembelajaran Moral. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Darmidi. Hamid. Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung : Alfabeta
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), Edisi Keempat. Jakarta: Balai Pustaka.
Fitriani, F., Bahry, R., & Herman, R. (2020) Makna Syair-Syair Gayo dalam Antologi Syair Gayo. Jurnal bahasa dan sastra 14 (1), 11-20
Harfiandi, H. (2018) Makna Afiksasi Dalam Istilah Perkawinan Budaya Gayo.
Metamorfosa Journal, 6(2).
Jobrohim (Ed.)2009. Teori penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Keraf, Gorys.2005. diksi dan gaya bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Kosasih.E.2012 Dasar-Dasar Keterampilan Besastra. Bandung: Yrama Widya.
Moleong.2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nurgiyantoro, B.2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Rahman, A.H., Harun, M., & Iqbal, M. (2016). Analisis Gaya Bahasa Dalam Melengkan Pada Adat Perkawaninan Masyarakat Gayo Aceh Tengah. JIM. Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia 1(4), 133-143
Ratna, Nyoman Kutha.2012. Penelitian Sastra: Teori, Metode, dan Teknik. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Rismawati, R. (2017) Karakteristik Dan Fungsi Mantra Dalam Masyarakat Gayo. Metamorfosa Journal, 5(1)
Sembiring, I., dkk. (2019) Vitalitas Sastra Lisan Pepongote. Banda Aceh: Balai Bahasa Aceh
Setiawan, Eko Putro & Andayani. 2019. Strategi Ampuh Memahami Makna Puisi.
Jawa Barat:Eduvision
Suseno, Franz Magnis. 1987.Eika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral.
Yogyakarta: Kanisius
Tantawi, Isma.2014. Pilar-Pilar Kebudayaan Gayo Lues. Medan : Perdana
Publishing
Tarigan.H.G.2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Widoyoko, Eko Putro. (2014) Teknik Penyusunan Penelitian. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Waluyo, Herman J.2002. Apresiasi puisi dan pembelajaran. Bandung: Rumput
Merah
Wallek, Rene dan Werren Austi. 2014. Teori Kesusasrtraan. Jakarta: Gramedia